Kamis, 21 Mei 2009

Balasan bagi Pendidik


Islam sebagai agama yang hanif ini telah menyambut orang-orang yang mau melaksanakan tugas mendidik tunas muda umat dengan sambutan yang baik dan mulia. Allah akan memberikan limpahan rahmat dan curahan nikmat dengan menjadikan pahala yang akan ia terima tak putus-putus bahkan sampai ia menjadi penghuni alam kubur sekalipun.

Nikmat semacam ini tak akandapat diperoleh kecuali oleh mereka yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT. tak ada yang dapat mereguk dari mata air nikmat ini kecuali mereka yang beruntung.
Mengapa demikian ? sebab mereka yang dikaruniai Allah dengan kehadiran anak-anak dan melaksanakan kewajiban yang telah diperintahkan Allah dalam mendidik mereka dengan baik dan benar maka ia akan menghasilkan keturunan yang shaleh, menjaga hak-hak Allah maupun hak-hak masyarakat. Jika demikian segala perbuatan baik yang ia lakukan hingga ia mencapai derajat yang tinggi dalam ketaqwaan, akan ditulis untuk kedua orang tua sama dengan pahala amal ibadahnya. Begitu pula sebaliknya (jika ia jahat maka akan dituliskan pula amalan jahat itu untuk kedua orang tuanya tadi).
Tak hanya itu sekalipun kedua orang tua telah tiada pahala akan terus ia dapatkan dari amal shaleh anak mereka yang diperuntukkan kepada mereka, berupa sedekah doa dan lainnya. Hal ini didasarkan kepada al-Qur’an dan sunnah. Firman Allah SWT dalam surat Yaa siin :12

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Anak adalah hasil jerih payah orang tuanya. Allah menjadikan orang tua sebagai sebab bagi kelahiran anak. Karena itu dituliskan untuk kedua orang tua apa yang telah dikerjaka anak-anak mereka berupa pahala amalnya. Inilah penafsiran para ulama tafsir (tafsir ibnu katsir:3/572)
Penafsiran ini dikuatkan oleh hadits shahih:
“barangsiapa yang mempelopori perbuaan baik maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang itu sendiri sedikitpun.”

Memberikan pendidikan, ilmu dan adab yang terbaik jelas merupakan kepeloporan yang baik, inilah yang akan bermanfaat baginya setelah ia meninggal nanti. Apabila anak-anaknya nanti menjadi orang-orang yang shaleh sudah tentu mereka tidak akan melupakan hak kedua orang tua mereka setelah berpulang ke rahmatullah. Mereka akan bersedekah dan berdoa untuk mereka juga memperhatikan hak Allah dalam hal berbuat baik pada kedua orang tua mereka.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan :
“apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmunya yang dimanfaatkan orang dan doa anak yang shaleh untuknya.”

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari nabi SAW:
“akan ada nanti seseorang yang ditinggikan derajatnya di syurga hingga ia bertanya keheranan, “atas dasar apa ini?”maka dikatakan padanya;”semua ini karena anakmu yang memohon ampun untukmu.”

Ibnu berkomentar, “ barangsiapa yang meremehkan pendidikan anak dan membiarkannya terombang ambing berarti ia telah melakukan kesalahan terbesar. Kebanyakan anak-anak rusak karena orang tua mereka yang tidak memperdulikan mereka, dengan tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya. Ini sama artinya menyesatkan anak-anak pada waktu kecil, sehingga tak dapat memberi manfaat untuk diri mereka sendiri juga untuk kedua orang tua mereka nanti ketika mereka telah dewasa. Inilah yang menyebabkan seseorang berkata kepada ayahnya,

“ayah, engkau telah mendurhakaiku ketika aku masih kecil, maka sekarang aku mendurhakaimu ketika aku telah dewasa. Engkau telah menyia-nyiakanku pada masa kecilku, maka akupun menyia-nyiakanmu pada masa tuamu.”

Sumber: kulihat syurga di rumahku, Dr. Muhammad Abdurrahman Syamilah al-Ahdal,h.341


Selengkapnya...

Rabu, 20 Mei 2009

Seperti Jari


Kita menyadari sebagai umat muslim kita wajib bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita terutama nikmat Iman dan nikmat Islam. Sebab kedua nikmat itulah mudah-mudahan kita dapat memasuki syurga-Nya Allah SWT. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa rukun Iman itu ada 6 perkara dan rukun Islam ada 5 perkara, disini saya akan sedikit menyinggung tentang rukun Islam yang lima perkara, tetapi bukan menjelaskan satu persatu rukun Islam tersebut, namun hanya

sebagai gambaran, atau ibarat, dalam kehidupan kita, yang saya dapatkan dari ceramah-ceramah para kyai.
Tentang urutan rukun Islam dapat kita maklumi adalah :

1. Mengucap dua kalimat syahadat
2. Mendirikan sholat
3. Mengeluarjkan zakat
4. Berpuasa di bulan Ramadhan
5. Melaksanakan haji

Meskipun ada yang menempatkan puasa ramadhan pada urutan yang ketiga. Lima rukun ini dapat diibaratkan sebagai jari –jari tangan kita. Rukun yang pertama yaitu:
shahadat ini ibarat jari jempol, sedangkan rukun kedua yaitu sholat ibarat jari telunjuk, rukun yang ketga yaitu zakat ibarat jari tengah, rukun yang keempat yaitu puasa ibarat jari manis dan rukun yang kelima yaitu haji ibarat jari kelingking.

Sekarang kita perhatikan tangan kita dan ambilah atau genggamlah sebuah gelas dengan erat dengan kelima jari tangan kita, tentu gelas itu akan terangkat dengan mudah. Sekarang coba lepaskan jari kelingking kita, jadi gelas tersebut hanya digenggam oleh empat jari, maka gelas akan tetap tergenggam namun kekuatannnya berkurang, tetapi gelas tidak jatuh. Ini adalah ibarat orang muslim yang belum dapat melaksanakan haji. Mungkin biaya yang belum mencukupi atau syarat lainnya yang belum terpenuhi. Tetapi ia masih tetap sebagai muslim.
Setelah itu kita coba lepaskan kembali jari manis kiat sehingga gelas hanya digenggam oleh tiga jari, dan gelas masih dapat digenggam namun kekuatannya semakin berkurang, ini adalah ibarat orang muslim yang tidak melaksanakan puasa, mungkin sakit, mungkin hidh, mungkin dalam perjalanan atau halangan lain yang memang dibenarkan oleh syara’, tetapi tetap ia masih sebagai seorang muslim.
Bagaimana jika jari tengah yang kita lepaskan, sehingga hanya ada dua jari yang menggenggam gelas, ya.. tentu gelas masih tetap terpegang hanya semakin berkurang kekuatannya. Ini ibarat seorang muslim yang tidak mengeluarkan zakat karena memang hartanya belum mencapai nishab atau hidupnya masih dalam kekurangan atau pas-pasan.
Sekarang bagaimana jika jari telunjuk dan jari jempol yang tinggal dua jari ini kita lepaskan salah satunya? Maka pasti gelas tersebut akan jatuh. Jadi ibaratnya jari telunjuk dan jempol atau sebagaimana yang kita ibaratkan sebagai sholat dan shahadat ini, tidak mungkin kita tinggalkan salah satu nya apalagi keduanya. Sebab jika kita lepas jari jempol maka gelas akan jatuh demikian pula jika kita lepas jari telunjuk maka gelas akan jatuh juga. Dengan demikian shahadat sebagai dasar utama tidak boleh tidak, ini adalah landasan dasar keislaman kita. Demikian pula halnya dengan sholat, dalam kondisi bagaimanapun dan dalam keadaan seperi apapun sholat tidak boleh ditinggalkan. Jika dalm kondisi sakit, sholat dapat dijalankan sambil duduk atau berbaring atau hanya dengan gerakan isyarat kedipan mata pun tetap sholat itu harus dilaksanakan, sama halnya dengan shahadat, yang menjadi pondasi keislaman kita, jika tanpa shahadat, lalu seseorang melaksanakan sholat atau puasa atau zakat bahkan haji, maka tidak akan ada nilai ibadahnya, karena ia belum menanamkan pondasi keislaman yaitu shahadat. Maka dari itulah Allah SWT sangat berpesan kepada kita semua untuk benar-benar menjaga keimanan dan keislaman kita sampai akhir hayat. Sebagaimana firman-Nya.

“…. jangan sekali kali kamu mati kecuaali dalam keadaan muslim.”



Selengkapnya...

Minggu, 17 Mei 2009

4 Golongan Manusia


Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan dalam bentuk yang sebaikbaiknya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat at Tiin ayat 5,

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Namun terkadang manusia kurang bahkan tidak mensyukuri akan nikmat Allah tersebut.

Selanjutnya pada diri manusia tersebut diberi akal agar dapat berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh penciptanya, namun terkadang manusia mendustakannya. Kenapa demikian? Itu karena dalam diri manusia atau pada hati manusia selalu ada bisikan yang mengajak pada perbuatan baik dan adakalanya mengarah pada perbuatan maksiat. Maka jika manusia itu menuruti hawa nafsunya maka ia tergolong pada orang yamg merugi dan barangsiapa yang mensucikan hatinya maka itulah orang-orang yang beruntung.

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا .قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا .وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Karena keragaman tingkat pemahaman manusia itu Khalil bin Ahmad membagi manusia itu pada 4 tingkatan sesuai dengan kesadaran akan keilmuwan yang dimiliki oleh tiap manusia. Yaitu:
1. Orang yang tau dan ia tau bahwa dirinya mengetahui. Inilah orang-orang yang berilmu, maka ikutilah mereka. Golongan ini menyadari akan keilmuwan dirinya dan ia mengajarkan kepada manusia tentang ilmu yang dimilikinya. Ulama yang seperti inilah yang harus kita ikuti.
2. Orang yang tau, tetapi ia tidak tau bahwa dirinya mengetahui. Artinya adalah orang yang berilmu namun ia tidak mengetahui atau tidak menyadari akan keilmuwan yang ada pada diriya. Maka bangunkanlah ia agar ia sadar dan mau mengajarkan atau mengamalkan ilmunya tersebut.
3. orang yang tidak tau, tetapi ia tau bahwa dirinya tidak tau. Orang yang seperti ini adalah orang yang sadar bahwa dirinya tidak tau dan oleh karena itu ia mau belajar dan mau bertanya pada orang yang tau. Maka dari itu ajarilah mereka.
4. orang yang tidak tau, dan ia tidak tau kalau dirinya itu tidak tau. Inilah orang yang paling rendah tingkatannya. Karena ia tidak menyadari akan kebodohannya, makanya ia tidak mau bertanya, tidak mau belajar karena ia tidak sadar kalau dirinya itu tidak tau (bodoh). Waspadalah terhadap orang yang seperti ini.
Mudah-mudahan kita termasuk pada tingkatan atau golongan yang pertama, yaitu orang yang berilmu dan mengetahui keimuwan kita sehingga kita dengan yakin mengamalkan dan mengajarkan ilmu kita kepada orang lain, sebab jika ilmu tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah, tidak menghasilkan apa-apa dan tidak mempunyai manfaat. Bahkan rasulullah SAW bersabda: “manusia yang paling berat azabnya pada hari kiamat adalah orang yang berilmu tapi tidak mengamalkannya karena Allah.” Dalam hadisnya yang lain Rasulullah bersabda:”barangsiapa yang bertambah ilmunya, namun tidak bertambah benar jalannya maka ia semakin jauh dari Allah SWT.”


Selengkapnya...

Sabtu, 16 Mei 2009

Keutamaan Orang Miskin


Islam adalah agama yang “rahmatan lil alamiin” menjadi rahmat bagi seluruh alam, bagi seluruh kehidupan, bagi seluruh keragaman kehidupan social, namun kita tidak memungkiri bahwa ada bahkan banyak diantara kita yang tidak menyadari jika disekeliling kita atau mungkin kita sendiri termasuk orang yang tidak bisa menjadi “rahmatan lil alamin”. Terkadang kita sayang hanya kepada keluarga terdekat, terkadang kita hormat hanya kepada atasan atau pejabat, kita rela berkorban dan mau

berbagi hanya kepada orang-orang yang kita cintai. Padahal Islam mengajarkan kepada kita untuk menebar kasih sayang kepada sesama muslim, Islam mengajarkan untuk menghormati kepada seluruh umat manusia terlepas apapun kepercayaan dan agama yang mereka anut.
Lebih dari itu terkadang kita merendahkan atau tidak mempedulikan terhadap yatim atau pun kaum fakir miskin, kita menutup mata terhadap kekurangan dan kesulitan mereka, padahal itu semua adalah ciri orang yang mendustai agamanya sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam alQur’an: (al Mauun:1-3)
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (١)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (٢)وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣)
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. Dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.

Sesungguhnya dalam kehidupan ini tidak ada seorangpun yang ingin hidup dalam kekurangan atau kemiskinan. Namun takdir menentukan lain, dalam kehidupan ada yang miskin dan ada yang kaya, tujuannya adalah bukan saling menjaga jarak antar satu dengan lainnya, justru sebaliknya segala perbedaan itu hendaknya untuk dapat saling melengkapi , untuk saling membantu satu dengan lainnya. Maka dari itu Allah sangat memuliakan orang-orang miskin. Bahkan orang kaya yang beriman dan beramal shaleh bisa lebih rendah dibandingkan orang miskin yang beriman dan beramal shaleh. Hal tersebut dijelaskan oleh Ustd. Hasyim Sutadi dalam pengajian yang dilaksanakan dikediamannya setiap malam sabtu, bahwa Allah memuliakan tiga golongan, yaitu; orang yang beriman, orang yang berilmu, dan orang miskin (orang miskin yang beriman) dalam hal ini orang kaya tidak termasuk suatu kemuliaan, bahkan rasulullah SAW mengatakan bandingan antara orang kaya dengan orang miskin itu bagaikan aku (rasulullah SAW) dengan seluruh makhluk. Dengan demikian cukup jauh perbedaannya, dan lebih utama orang-orang miskin. Jika Allah dan rasulnya saja begitu menghargai dan menghormati terhadap orang-orang miskin mengapa kita tidak? Oleh karena itulah jika kita mempunyai rizki hendaklah kita membantu semampu kita terhadap mereka, jangan menghinanya, jangan menyakitinya, meskipun kita tidak memberi santunan hendaknya kita memberikan kata-kata yang baik, jangan sekali-kali mencacinya karena itu akan dapat melukai hati dan perasaan mereka. Sekiranya ada kebaikan dlam tulisan ini sampaikanlah kepada yang lain dan itu adalah dari Allah namun jika ada kekeliruan dan kesalahan maafkanlah dan itu adalah karena kelemahan saya.
Wassalam.


Selengkapnya...

2 Hal Yang Ditakuti Manusia


Hal ini disampaikan oleh ustd. Abdurrahman saat memberikan tausyiahnya pada acara ta’ziyah pada malam ke tujuh, yang saya coba tulis sebagai bahan renungan.
Dalam kesibukan kesehariannya manusia itu sadar atau pun tidak selalu diliputi perasaan takut, begitu banyak perasaan takut yang meliputi terkadang membuatnya berpikir negative dan menyebabkan prustasi dan hilang akal sehat. Diantara perasaan yang selalu menghantuinya itu adalah perasaan takut akan kehilangan, kehilangan

pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan materi (kekayaan) dan lainnya. Oleh karena itulah nabi Muhammad SAW mengingatkan manusia supaya tidak lupa akan 5 hal: yaitu, hidumu sebelum matimu, mudamu sebelum tuamu, kayamu sebelum fakirmu, sehatmu sebelum sakitmu dan sempatmu sebelum sibukmu.
Oleh Karena itu sebelum kehilangan segalanya dan sebelum terlambat hendaknya kita menyikapi hidup ini dengan berlapang dada dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Diantara banyak factor penyebab ketakutan manusia itu kiranya 2 hal yang paling ditakutkan adalah:

1. Kematian
Setiap orang yang ditanya apakah ia siap untuk mati, maka jawabannya adalah belum siap. Terlepas apakah ia seorang alim atau orang awam, yang muda ataupun yang tua yang ahli ibadah ataupun yang durhaka. Belum siapnya mereka menghadapi kematian adalah karena merasa belum cukup bekal untuk kehidupan akhirat. Walaupun kita menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dan akan dialami oleh setiap manusia. Sebagaimana firman Allah SWT.


فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ


Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.

Takut dengan kematinan haruslah disikapi dengan banyak mencari bekal untuk kematian, karena kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang, baik yang muda atau yang tua, yang sehat atau yang sakit yang siap ataupun tidak siap. Ia adalah rahasia Ilahi yang tidak dapat diketahui kapan dan dimana ia akan datang.

2. Sakit
Hal kedua yang juga sangat ditakuti manusia adalah sakit. Apapun jenisnya penyakit adalah sesuatu yang sangat tidak dikehendaki oleh siapapun. Jika penyakit itu datang barulah manusia merasa betapa berharganya kesehatan. Betapa mahal biaya yang harus dibayar ketika masuk rumah sakit. Dan terkadang harta tidak dapat membayar harga sebuah kesehatan, dan memang tidak akan mungkin dapat, itulah nikmat Allah yang banyak dilupakan oleh manusia.

Maka sudah sepatutnya sejak sekarang kita mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian, dengan bekal kesehatan yang dianugrahkan Allah SWT kepada kita hendaknya kita mensyukurinya dengan bijaksana. Sebelum mengakhiri uraian tausiahnya, ustd. Abdurrahman berpesan khususnya kepada yang tua juga kepada yang muda untuk lebih meningkatkan konsumsi ibadah sebagai bekal menghadapi mati. Menurutnya jika usia sudah lebih 40 tahun hendaknya mengurangi konsumsi jasmani tambahlah konsumsi ruhani, maksudnya perbanyak amal ibadah jangan cuma banyak makan, banyak makan dapat menyebabkan banyak penyakit, kolesterol darah tinggi dan diabetes sangat mengintai terhadap pola makan yang tidak benar apalagi di usia senja.


Selengkapnya...

Kamis, 14 Mei 2009

mutiara "IMAM SYAFI'I"


Siapa yang tidak mengenal imam Syafi’i, beliau adalah ulam besar yang sangat dihormati dan disegani karena kewibawaan dan ilmunya, beliau juga merupakan salah satu imam mazhab yang sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan dan kemajuan Islam hingga saat ini. Berikut adalah kutipan dari kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Al Ghazali yang mengisahkan tentang kebesaran ilmu Imam Syafi’I, diantaranya yaitu:
Imam Syafi’i biasa membagi waktu malamnya ke dalam tiga bagian: “sepertiga malam

untuk ilmu, sepertiga malam lainnya untuk ibadah dan sepertiganta lagi untuk tidur.’
Rabi’ mengatakan bahwa Imam Syafi’i biasa menghatamkan alQur’an setiap hari. Sementara al Husain al karabisi bercerita, “Tidak hanya sekali saya tinggal bersama imam Syafi’i. setiap malam beliau menghabiskan sepertiga malam untuk shalat. Saya tidka pernah melihatnya shalat dengan membaca lebih dari lima puluh ayat, jika lebih dari jumlah itu beliau menggenapkannya menjadi seratus ayat. Setiap kali beliau membaca ayat tentang rahmat, beliau selalu memohon kepada Allah SWT untuk dirinya sendiri dan segenap kaum muslim dan mukmin. Sedangkan ketika beliau membaca ayat-ayat tentang azab beliau selalu memohon perlindungan dan keselamatan dari siksa kubur untuk dirinya dan kaum muslimin.
Imam Syafi’i berkata: Saya tidak pernah merasakan kenyang sejak usia empat belas tahun. Sebab rasa kenyang menjadikan badan bertambah berat, dapat mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, selalu dikuasai rasa kantuk dan membuat malas untuk beribadah.
Beliau juga berkata: “Saya benar-benar tidak pernah bersumpah dengan atas Allah SWT dalam kebenaran maupun kebohongan.” Beliau juga berkata’ “jika engkau takut akan munculnya sifat ujub (sombong) dalam dirimu, maka lihatlah keikhlasan orang yang engkau mintai pertolongan dan yang memenuhi segala kenikmatan yang engkau harapkan.”
Dalam perkataannya yang lain beliaunberkata: “aku tidak pernah mendebat seorang pun, lalu dalam perdebatan itu aku merasa senang jika lawanku tersalah. Aku juga tidak pernah berbicara dengan seseorang kecuali aku selalu menginginkannya agar mendapat hidayah dan perlindungan dari Allah SWT. dan aku sama sekali tidak pernah berbicara dengan seseorang kecuali aku sendiri selalu menginginkan agar Allah menunjukan kebenaran baik melalui perkataanku atau melalui ungkapannya.”
Adapun tentang kezuhudan imam Syafi’i , beliau pernah berkata, “Barangsiapa yang berkata bahwa ia dapat menyatukan antara hasrat cinta dunia dan cinta kepada Penciptanya dalam hatinya, maka sungguh ia telah berbohong.” Suatu saat tongkat imam Syafi’i terjatuh, lalu seseorang mengambil dan menyerahkan kepadanya. Maka beliau menghadiahkannya kepada orang tersebut sebesar lima puluh dinar.”
Ahmad bin Hambal berkata: “ Selama empat puluh tahun menunaikan sholat, aku selalu mendoakan (keselamatan) bagi Imam Syafi’i.”


Selengkapnya...

Rabu, 13 Mei 2009

Keutamaan Ilmu

Pembahasan tentang keistimewaan ilmu, banyak ditemukan dalam al-Qur’an , diantaranya dalam firman Allah SWT, (Qs.Al-Mujadalah:11)

ا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“ niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”


Ibnu Abbas berkata: “derajat ulama lebih tinggitujuh ratus derajat diatas orang beriman, dimana jarak antara satu derajat ke derajat lainnya adalah tujuh ratus tahun."
Firman Allah SWT. (Qs. Azzumar:9)

هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Dan (Qs. Al Fathir:28)

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”

(Qs.Al Ankabut: 43)

وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُونَ (٤٣)
“ Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”


Dalam hadits disebutkan “Hamba yang paling mulia adalah mukmin yang berilmu, yang jika dibutuhkan ia akan bermanfaat bagi orang lain. Dan jika tidak dibutuhkan ia selalu merasa cukup dengan apa yang diterimanya”.

Dalam hadiis yang beliau bersabda:”Iman itu(ibarat orang ) telanjang yang pakaiannya adalah ketaqwaan, perhiasannya adalah sifat malu dan buahnya adalah ilmu”.

Dalam hadis yang linnya beliau bersabda:” Manusia yang paling dekat derajatnya dengan derajat para nabi adalah orang yang berilmu dan orang yang berjihad. Adapun orang yang berilmu karena ia selalu menuntun manusia kepada ajaran para rasul. Sementara orang yang berjihad karena mereka berjihad dengan pedang mereka sejalan dengan jihad yang diajarkan para rasul”.

Sabdanya yang lain adalah :” Orang berilmu adalah kepercayaan (wakil) Allah SWT. Di muka bumi”.

“ Golongan yang memperoleh syafaat pada hari kiamat adalah para nabi, orang-orang berilmu, dan para syuhada”.

Fath al-Moshuli bertanya, “bukankah orang sakit yang sudah tidak bisa makan, minum dan makan obat akan menemui ajalnya? Lalu dijawab:”ya”, lalu beliau berkata,”demikian pula dengan hati, jika sudah tidak bisa menerima kata-kata hikmah maupun ilmu selama tiga hari, maka ia akan mati”. Apa yang dikatakan Fath al-moshuli memang benar karena menu makanan hati adalah ilmu dan siraman kata-kata hikmah. Namun terkadang hati sudah tidak dapat lagi menerimanya karena sudah disibukan urusan duniawi yang menghilangkan sensitifitasnya. Lalu ketika kematian mendekatinya pada saat ia masih disibukkan dengan urusan duniawi, maka hatinya akan merasakan sakit yang tidak terkirakan sakitnya dan terus menerus tanpa akhir. Inilah makna sabda nabi,”Manusia itu tertidur(lalai), laluu saat mati barulah ia terbangun (sadar).

Sedangkan keistimewaan menuntut ilmu, ditegaskan oleh sabdanya: ”Sesungguhnya para malaikat akan membentangkan sayapnya (merendahkan sayapnya untuk memberi perlindungan) bagi penuntut ilmu karena ridho dengan apa yang dilakukannya”.

Dalam hadis lainnya:”Kamu mempelajari satu bab ilmu itu lebih baik dari pada sholat seratus rakaat”.

Abu Darda berkata:”Barangsiapa berpandangan bahwa menuntut ilmu bukalah jihad, maka sungguh akal dan pikirannya telah mengalami kelemahan”.

Adapun keistimewaan mengajar telah ditegaskan dalam firman Allah SWT
(Qs. Ali Imron:187)

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ
“ Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,"

Ketika Rasulullah membaca ayat ini beliau bersabda:”Allah SWT tidak pernah memberi ilmu kepada orang alimkecuali sebelumnya didahului dengan suatu perjanjian , sebagaimana yang telah diberlakukan kepada para nabi, agar ia menjelaskan dan tidak menyembunyikannya”.
Ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz ke negeri Yaman, beliau berkata:”Petunjuk yang diberikan Allah SWT. Kepada seseorang melalui dirimu adalah lebih baik bagimu dari pada dunia dan isinya”.

Umar bin Khattab berkata:” Barang siapa yang menceritakan suatu hadis lalu hadis itu diamalkan, maka baginya pahala sebesar pahala amal itu”. Mengenai keistimewaan belajar dan mengajar Mu’adz bin Jabbal berkata:” Pelajarilah ilmu, sesungguhnya mempelajari ilmu karena Allah SWT. adalah suatu kebaikan, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menelitinya adalah jihad, mengajarkannya kepada yang tidak tahu adalah sadaqoh dan mencurahkannya kepada ahlinya dinilai sebagai pendekatan diri kepada AllahSWT.

Ilmu menjadi penghibur di kala sepi, teman di kala sendiri, petunjuk dalam masalah agama, menjadi penyabar di kala senang dan susah. Ilmu bagaikan teman dan pembantu dalam segala situasi dan obor penerang menuju syurga. Dengan ilmu Allah SWT mengangkat derajat suatu kaum dan menempatkan mereka di tempat terhormat. Ilmu adalah petunjuk jalan bagi mereka menuju kebaikan sehingga jejak mereka diikuti dan perilaku mereka diteladani. Para malaikat melindungi mereka dengan sayap-sayapnya yang membentang. Setiap benda baik kering maupun basah sehingga ikan-ikan di laut hewa-hewan buas dan binatang ternak di darat serta burung-burung di langit memohonkan ampunan bagi mereka.

Ilmu dapat menghidupkan hati yang buta, menjadi penerang jiwa dari kegelapan, penguat jasmani dari kelemahan sehingga dapat mengangkat derajat hamba ke tingkat derajat orang-orang sholeh. Berpikir dengan ilmu sama nilainya dengan pahala puasa dan mengkajinya sebanding dengan sholat malam. Dengan ilmu manusia taat kepada Allah SWT, menyembah-Nya, mengesakan-Nya, bersikap rendah hati menyambung dan mempererat tali silaturrahmi. Ilmu ibarat seorang pemimpin dan mengamalkannya ibarat pengikutnya. Dengan ilmu manusia meraih kebahagiaan, sebaliknya yang tidak berilmu hanya akan mendapat kesengsaraan.

Dari sudut akal tidak dapat didangkal bahwa diantar keistimewaan ilmu adalah dapat mengantarkan manusia kepada Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya. Ilmu adalah pangkal kebahagiaan abadi dan kenikmatan kekal yang tiada berujung. Dengan ilmu manusia memperoleh kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akherat.

Dunia adalah lahan amal untuk bekal di akherat. Seseorang yang mengamalkan ilmunya akan menuai hasil buat dirinya berupa kebahagiaan abadi, yaitu dengan mendidik dirinya dengan akhlak dan etika yang sesuai dengan tuntunan ilmu. Demikinan pula dengan orang lain ia dapat meraih kebahagiaan abadi dengan mengambil faedah dari orang yang berilmu lewat proses belajar-mengajar. Dengan ilmunya seseorang pengajar memberikan bimbingan akhlak kepada manusia dan mengajak mereka mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana yang tersirat dalam firman-Nya (Qs. An Nahl: 125)

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”


Orang berilmu menyeru orang-orang khawas (memiliki tingkatan ilmu khusus) dengan hikmah., mengajar orang-orang awam dengan nasehat dan menghadapi para pembangkang dengan jidal (berdebat). Dengan itu ia menyelamatkan dirinya dan orang lain.gambaran seperti inilah yang dipandang sebagai sosok hamba yang sempurna.

(ringkasan kitab Ihya ‘Ulumuddin- Karya Imam Ghazali, halaman:33-38)


Selengkapnya...

Sabtu, 02 Mei 2009

TUTOR PHOTOSHOP " CARA MEMBUAT PLANET BUNGA"

“CARA MEMBUAT BACKGROUND PLANET BUNGA


Ada banyak cara menuju roma, begitulah prinsip yang saya pegang, berkali-kali saya membaca cara pembuatan gambar planet yang begitu sulit akhirnya saya dapat membuatnya dengan cara yang lebih mudah . Sebenarnya ada banyak cara yang dapat anda pilih dalam membuat planet, misalnya di http://gallery.artofgregmartin.com tapi yang saya buat adalah beda. Yuk kita coba langkah-langkahnya!


1.Pertama siapkan layar dengan ukuran 500 x 500 pxl. Dengan mode RGB dan content transparan .klik ok.(gbr1.). Buatlah sebuah lingkaran dengan menggunakan elliptical marqure tool, agar lingkaran ini bentuknya benar-benar bulat, ketika mendrag elliptical marqure tool, sambil menekan tombol shif. Lalu ubah warna lingkaran menjadi biru, caranya ubah warna foreground color menjadi biru, lalu dengan layer 1 masih aktif tekan Alt + Del, maka lingkaran akan menjadi berwarna biru, beri nama layar ini dengan nama biru (Gbr.1)



2.
Sekarang dengan buat layer baru dengan nama background, lalu tekan huruf D agar warna foreground menjadi hitam, isi layar background dengan warna hitam, caranya tekan Alt+Del. Sekarang warna layar background sudah hitam namun lingkaran biru tidak kelihatan, untuk memunculkannya, drag layar banckground agar posisinya berada di bawah layar biru. sehingga lingkaran biru akan muncul.(gbr.2)


3.Sekarang tekan tombol Atl arahkan kursor pada lingkaran biru pada layar dan klik. Maka lingkaran biru akan dikelilingi oleh garis

putus-putus yang menandakan layar biru dalam keadaan terseleksi. Lalu pilih layer-layer style-blending options – klick. setelah muncul layer style. Klik dan centang pada kotak inner glow dan beri nilai size 85 px. Klik ok.


4.Lalu centang lagi pada kotak outer glow dan beri nilai size 100 px. Kilk ok. Maka gambar yang muncul adalah. (gbr.3)




5.Sekarang bukalah sebuah foto baru misalnya saya mengambil foto bunga, lalu ambil foto bunga itu berbentuk lingkaran yang sama besarnya dengan lingkaran biru pada layar 1 tadi. Lalu copy. Dan buka layer baru dan paste.aktifkan layer kembang ini, lalu klik layer-la

yer style-blending options-klik. Setelah layer style muncul klik kotak inner shadow, lalu isikan : blend mode=darken, opacitas=85, angel = - 60, distance=60, choke=23, size=105, noise=0 dan klikok.


6.Selanjutnya tekan ctrl dan arahkan mouse pada layer bunga dan klik, sehingga lingkaran bunga menjadi terseleksi, kemudian tekan filter-distort-spherize. hingga gambarnya menjadi seperti ini (gbr.4)



7.Dan langkah terakhir adalah membuat tebaran bintang, langka-langkahnya adalah, aktifkan layar background, pilih filter-noise-add noise, lalu isikan, amount=15, centang kotak Gaussian dan monochromatic. Tekan ok.


8.Langkah terakhir pilih layer-platen image.


selamat mencoba.



Selengkapnya...

Jumat, 01 Mei 2009

Ibarat gelas

Orang bijak mengatakan: Malum bertanya sesat di jalan. Adalah hal yang wajar dan dapat dipahami bahwa kita sebagai orang awam harus banyak bertanya tentang hal yang tidak kita ketahui. Tidak mesti hanya di tempat formal namun dimanapun kita berada hendaknya dapat dijadikan sebagai tempat untuk mencari pengetahuan. Ada beberapa hal yang mesti kita ingat bahwa dalam menggapai pengetahuan selain syarat-syarat yang telah kita ketahui, ada beberapa karakter pribadi kita yang mesti kita sesuaikan dalam menggapai ilmu yang kita maksud, misalnya:

1. Otak kita ibarat gelas, yang jika akan dituangkan air maka gelas tersebut harus dalam
keadaan terbuka, artinya kita harus siapkan hati yang lapang agar apa yang akan diajarkan
kepada kita benar-benar dapat meresap ke dalam hati dan hati harus kosong dari penyakit
hati artinya hilangkan perasaan angkuh, merasa paling tahu dan berbagai penyakit hati
lainnya.
2. Kita harus hormat dan tawadlu kepada orang yang akan memberikan ilmu kepada kita. Ibarat
gelas yang akan dituangi air maka posisi gelas harus lebih rendah dari teko yang akan
menumpahkan airnya ke dalam gelas.
3. Dan harus mempunyai niat yang baik. artinya ilmu yang di dapatnya nanti akan benar-benar
ia amalkan untuk kebaikan dan menolong kepada sesama, sebab jika ilmu tidak diamalkan
ibarat pohon yang tidak berbuah.

Semoga bermanfaat. Selengkapnya...