Kamis, 21 Mei 2009

Balasan bagi Pendidik


Islam sebagai agama yang hanif ini telah menyambut orang-orang yang mau melaksanakan tugas mendidik tunas muda umat dengan sambutan yang baik dan mulia. Allah akan memberikan limpahan rahmat dan curahan nikmat dengan menjadikan pahala yang akan ia terima tak putus-putus bahkan sampai ia menjadi penghuni alam kubur sekalipun.

Nikmat semacam ini tak akandapat diperoleh kecuali oleh mereka yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT. tak ada yang dapat mereguk dari mata air nikmat ini kecuali mereka yang beruntung.
Mengapa demikian ? sebab mereka yang dikaruniai Allah dengan kehadiran anak-anak dan melaksanakan kewajiban yang telah diperintahkan Allah dalam mendidik mereka dengan baik dan benar maka ia akan menghasilkan keturunan yang shaleh, menjaga hak-hak Allah maupun hak-hak masyarakat. Jika demikian segala perbuatan baik yang ia lakukan hingga ia mencapai derajat yang tinggi dalam ketaqwaan, akan ditulis untuk kedua orang tua sama dengan pahala amal ibadahnya. Begitu pula sebaliknya (jika ia jahat maka akan dituliskan pula amalan jahat itu untuk kedua orang tuanya tadi).
Tak hanya itu sekalipun kedua orang tua telah tiada pahala akan terus ia dapatkan dari amal shaleh anak mereka yang diperuntukkan kepada mereka, berupa sedekah doa dan lainnya. Hal ini didasarkan kepada al-Qur’an dan sunnah. Firman Allah SWT dalam surat Yaa siin :12

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Anak adalah hasil jerih payah orang tuanya. Allah menjadikan orang tua sebagai sebab bagi kelahiran anak. Karena itu dituliskan untuk kedua orang tua apa yang telah dikerjaka anak-anak mereka berupa pahala amalnya. Inilah penafsiran para ulama tafsir (tafsir ibnu katsir:3/572)
Penafsiran ini dikuatkan oleh hadits shahih:
“barangsiapa yang mempelopori perbuaan baik maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang itu sendiri sedikitpun.”

Memberikan pendidikan, ilmu dan adab yang terbaik jelas merupakan kepeloporan yang baik, inilah yang akan bermanfaat baginya setelah ia meninggal nanti. Apabila anak-anaknya nanti menjadi orang-orang yang shaleh sudah tentu mereka tidak akan melupakan hak kedua orang tua mereka setelah berpulang ke rahmatullah. Mereka akan bersedekah dan berdoa untuk mereka juga memperhatikan hak Allah dalam hal berbuat baik pada kedua orang tua mereka.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan :
“apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmunya yang dimanfaatkan orang dan doa anak yang shaleh untuknya.”

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari nabi SAW:
“akan ada nanti seseorang yang ditinggikan derajatnya di syurga hingga ia bertanya keheranan, “atas dasar apa ini?”maka dikatakan padanya;”semua ini karena anakmu yang memohon ampun untukmu.”

Ibnu berkomentar, “ barangsiapa yang meremehkan pendidikan anak dan membiarkannya terombang ambing berarti ia telah melakukan kesalahan terbesar. Kebanyakan anak-anak rusak karena orang tua mereka yang tidak memperdulikan mereka, dengan tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban-kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya. Ini sama artinya menyesatkan anak-anak pada waktu kecil, sehingga tak dapat memberi manfaat untuk diri mereka sendiri juga untuk kedua orang tua mereka nanti ketika mereka telah dewasa. Inilah yang menyebabkan seseorang berkata kepada ayahnya,

“ayah, engkau telah mendurhakaiku ketika aku masih kecil, maka sekarang aku mendurhakaimu ketika aku telah dewasa. Engkau telah menyia-nyiakanku pada masa kecilku, maka akupun menyia-nyiakanmu pada masa tuamu.”

Sumber: kulihat syurga di rumahku, Dr. Muhammad Abdurrahman Syamilah al-Ahdal,h.341


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makasih atas komentarnya